Skip to document

Definisi Pemetaan Sosial

Macam-macam pemetaan sosial dan pengaruh pemetaan sosial dalam lingkun...
Course

Sosiologi Agribisnis (MAB105)

36 Documents
Students shared 36 documents in this course
Academic year: 2020/2021
Uploaded by:
Anonymous Student
This document has been uploaded by a student, just like you, who decided to remain anonymous.
Institut Pertanian Bogor

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

1. Definisi Pemetaan Sosial Pemetaan sosial ( social mapping ) merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan profil suatu masyarakat”. Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam kawasan komunitas yang diteliti. (Dody Prayogo,2003). Menurut pendapat ahli lainnya, pengertian pemetaan sosial ( social mappping ) antara lain:

  1. Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Merujuk pada Netting, Kettner dan McMurtry (1993), pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau “pembuatan profile suatu masyarakat”.
  2. Didefinisikan menurut Welvetrees (1991:1) sebagai “the process of assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions.” Sebagai sebuah pendekatan, pemetaan sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu penelitian sosial dan geography. Salah satu bentuk atau hasil akhir pemetaan sosial biasanya berupa suatu peta wilayah yang sudah diformat sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu image mengenai pemusatan karakteristik masyarakat atau masalah sosial, misalnya jumlah orang miskin, rumah kumuh, anak terlantar, yang ditandai dengan warna tertentu sesuai dengan tingkatan pemusatannya. Identifikasi tata hubungan ini dapat dikaitkan dengan keberadaan pranata sebagai salah satu institusi di dalam kelembagaan sosial atau organisasi sosial dan atau sekitar komunitas yang dimaksud. Identifikasi tata hubungan inilah yang disebut dengan pemetaan atau mapping, yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap lembaga lain di dalam komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana sifat hubungan antara pranata dengan lembaga-lembaga tersebut.

Perlu dicatat bahwa tidak ada aturan dan bahkan metoda tunggal yang secara sistematik dianggap paling unggul dalam melakukan pemetaan sosial. Prinsip utama bagi para praktisi pekerjaan sosial dalam melakukan pemetaan sosial adalah bahwa ia dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam suatu wilayah tertentu secara spesifik yang dapat digunakan sebagai bahan membuat suatu keputusan terbaik dalam proses pertolongannya. Mengacu pada Netting, Kettner dan McMurtry (1993:68) ada tiga alasan utama mengapa para praktisi pekerjaan sosial memerlukan sebuah pendekatan sistematik dalam melakukan pemetaan sosial:

  1. Pandangan mengenai “manusia dalam lingkungannya” (the person-in-environment) merupakan faktor penting dalam praktek pekerjaan sosial, khususnya dalam praktek tingkat makro atau praktek pengembangan masyarakat. Masyarakat dimana seseorang tinggal sangat penting dalam menggambarkan siapa gerangan dia, masalah apa yang dihadapinya, serta sumber-sumber apa yang tersedia untuk menangani masalah tersebut. Pengembangan masyarakat tidak akan berjalan baik tanpa pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh masyarakat tersebut.
  2. Pengembangan masyarakat memerlukan pemahaman mengenai sejarah dan perkembangan suatu masyarakat serta analisis mengenai status masyarakat saat ini. Tanpa pengetahuan ini, para praktisi akan mengalami hambatan dalam menerapkan nilai-nilai, sikap-sikap dan tradisi-tradisi pekerjaan sosial maupun dalam memelihara kemapanan dan mengupayakan perubahan.
  3. Masyarakat secara konstan berubah. Individu-individu dan kelompok-kelompok begerak kedalam perubahan kekuasaan, struktur ekonomi, sumber pendanaan dan peranan penduduk. Pemetaan sosial dapat membantu dalam memahami dan menginterpretasikan perubahan-perubahan tersebut.

2. Tujuan Pemetaan Sosial Secara khusus pemetaan sosial bertujuan agar :

  1. Tersusunnya indikator bobot masalah dan jangkauan fasilitas pelayanan sosial dalam kegiatan penguatan.
  2. Diperolehnya peta digitasi sebagai dasar pengembangan informasi untuk penguatan kelompok-kelompok sosial.

b. Community Development Officer c. Petugas Lapangan 2. INDEPENDENT Social mapping yang dilakukan oleh pihak diluar dari lembaga itu sendiri. diantaranya oleh: a. Akademisi b. LSM c. Lembaga penelitian

2 Obyek Pemetaan Sosial Beberapa obyek yang dipetakan dalam kegiatan pemetaan sosial antara lain : 1. Letak geografis wilayah calon sasaran program 2. Sarana dan prasarana umum wilayah 3. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian-usia-jenis kelamin-agama- pendidikan 4. Penyebaran atau konsentrasi masyarakat miskin 5. Kelompok-kelompok sosial masyarakat serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan 6. Hubungan sosial antar kelompok masyarakat (relasi sosial) 7. Jenis-jenis profesi atau mata pencaharian masyarakat 8. Penggolongan masyarakat berdasarkan status kepemilikan harta (kaya, menengah, miskin) 9. Tanggapan masyarakat terhadap program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah atau non pemerintah 10. Keterlibatan masyarakat dala pelaksanaan program baik dari pemerintah maupun non pemerintah 11. Penyelesaian permasalahan baik masalah sosial kemasyarakatan, ekonomi, budaya serta proses pengambilan keputusan dalam masyarakat.

2 Informasi pemetaan sosial Informasi yang perlu digali: 1. Demografi: jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut usia, mata pencaharian, agama, pendidikan, dll.

  1. Geografi: Topografi, letak lokasi ditinjau dari aspek geografis, aksesibilitas lokasi, pengaruh linkungan geografis terhadap kondisi sosial masyarakat, dll.
  2. Psikografi: nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut, mitos, kebiasaan-keabiasaan, adat istiadat, karakteristik masyarakat, pola hubungan sosial yang ada, motif yang menggerakan tindakan masyarakat, pengalaman masyarakat, pandangan dan sikap perilaku terhadap intervensi dari luar, kekuatan sosial yang berpengaruh, dll.
  3. Pola Komunikasi: media yang dikenal dan digunakan, bahasa, kemampuan baca tulis, orang yang dipercaya, informasi yang biasa dicari, tempat memperoleh informasi.

2 Perspektif dasar Pemetaan Sosial Perspektif dasar Pemetaan Sosial berkaitan dengan: 1. Komponen masyarakat : (individu, keluarga, komunitas, masyarakat sipil, institusi negara) 2. Dimensi-dimensi masyarakat (struktur sosial, relasi sosial, proses sosial, nilai sosial), yaitu dimensi struktur sosial, relasi sosial. Proses kehidupan sosial, dan nilai-nilai sosial didaerah / daerah perbatasan dengan komunitas yang lain yang banyak pengaruhnya dari budaya-budaya luar.

2 Indikator yang digunakan dalam pemetaan sosial, yaitu : 1. Untuk memperoleh informasi tentang kemajuan sosial sangat tergantung pada ketersediaan indikator-indikator sosial. 2. Definisi indikator sosial: definisi operasional atau bagian dari definisi operasional dari suatu konsep utama yang memberikan gambaran sistem informasi tentang suatu sistem sosial.

2 Asumsi pemetaan sosial : 1. Ada hubungan antar kondisi spasial (tata ruang) dengan fungsi-fungsi yang berlaku pada masyarakat. 2. Kondisi sosial merupakan informasi atau fakta sosial yang dapat menggambarkan pola-pola, keteraturan, perubahan, dinamika sosial 3. Pemetaan Sosial merupakan cara untuk mengkaji “Social Inquary”

a. Apa permasalahan sosial utama yang mempengaruhi populasi sasaran pada masyarakat ini? b sub-sub kelompok dari populasi sasaran yang mengalami permasalahan sosial utama? c. Data apa yang tersedia mengenai permasalahan sosial yang teridentifikasi dan bagaimana data tersebut digunakan di dalam masyarakat? d yang mengumpulkan data, dan apakah ini merupakan proses yang berkelanjutan? Tugas 4: Memahami nilai-nilai dominan a. Apa nilai-nilai budaya, tradisi, atau keyakinan-keyakinan yang penting bagi populasi sasaran? b nilai-nilai dominan yang mempengaruhi populasi sasaran dalam masyarakat? c. Kelompok-kelompok dan individu-individu manakah yang menganut nilai-nilai tersebut dan siapa yang menentangnya? d konflik-konflik nilai yang terjadi pada populasi sasaran? Focus C: Pengakuan Perbedaan-Perbedaan Tugas 5. Mengidentifikasi mekanisme-mekanisme penindasan yang tampak dan formal. a. Apa perbedaan-perbedaan yang terlihat diantara anggota-amggota populasi sasaran? b perbedaan-perbedaan yang terlihat antara anggota populasi sasaran dengan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat? c. Bagaimana perbedaan-perbedaan populasi sasaran dipandang oleh masyarakat yang lebih besar? d cara apa populasi sasaran tertindas berkenaan dengan perbedaan- perbedaan tersebut? e. Apa kekuatan-kekuatan populasi sasaran yang dapat diidentifikasi dan bagaimana agar kekuatan-kekuatan tersebut mendukung pemberdayaan? Tugas 6. Mengidentifikasi bukti-bukti diskriminasi a. Adakah hambatan-hambatan yang merintangi populasi sasaran dalam berintegrasi dengan masyarakat secara penuh?

b bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami oleh populasi sasaran dalam masyarakat? Focus D: Pengidentifikasian Struktur Tugas 7. Memahami lokasi-lokasi kekuasaan. a. Apa sumber-sumber utama pendanaan (baik lokal maupun dari luar masyarakat) bagi pelayanan kesehatan dan kemanusiaan yang dirancang bagi populasi sasaran dalam masyarakat? b pemimpin-pemimpin kuat dalam segmen pelayanan kesehatan dan kemanusiaan yang melayani populasi sasaran? c. Apa tipe struktur kekuasaan yang mempengaruhi jaringan pemberian pelayanan yang dirancang bagi populasi sasaran? Tugas 8. Menentukan ketersediaan sumber. a. Apa lembaga-lembaga dan kelompok-kelompok masyarakat yang ada pada saat ini yang dipandang sebagai pemberi pelayanan bagi populasi sasaran? b sumber utama pendanaan pelayanan-pelayanan bagi populasi sasaran? c. Apa sumber-sumber non-finansial yang diperlukan dan tersedia? Tugas 9. Mengidentifikasi pola-pola pengawasan sumber dan pemberian pelayanan. a. Apa kelompok-kelompok dan asosiasi-asosiasi yang mendukung dan memberikan bantuan terhadap populasi sasaran? b distribusi sumber bagi populasi sasaran dipengaruhi oleh interaksi di dalam masyarakat? c. Bagaimana distribusi sumber bagi populasi sasaran dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan masyarakat ekstra?

2 Metodologi Pemetaan Sosial (Social Inquary) Metode dan teknik pemetaan sosial yang akan dibahas pada makalah ini meliputi survey formal, pemantauan cepat (rapid appraisal) dan metode partisipatoris (participatory method) (LCC, 1977; Suharto, 1997; World Bank, 2002). Dalam wacana penelitian sosial, metode survey formal termasuk dalam pendekatan penelitian makro- kuantitatif, sedangkan metode pemantauan cepat dan partisipatoris termasuk dalam penelitian mikro-kualitatif (Suharto, 1997). 1. Survei Formal

e. Laporan Statistik. Pekerja sosial dapat pula melakukan pemetaan sosial berdasarkan laporan statistik yang sudah ada. Laporan statistik mengenai permasalahan sosial seperti jumlah orang miskin, desa tertinggal, status gizi, tingkat buta huruf, dll. biasanya dilakukan dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan data sensus. 2. Rapid Apraisal Rapid Apraisal Methods merupakan metode yang digunakan dengan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainya mengenai kondisi geografis , sosial dan ekonomi metode Rapid Apraisal antara lain : a. Diskusi Kelompok Fokus (Focus Group Discussion). Disikusi kelompok dapat melibatkan 8-12 anggota yang telah dipilih berdasarkan kesamaan latar belakang. Perserta diskusi bisa para penerima pelayanan, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), atau para ketua Rukun Tetangga. Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi, mencatat proses diskusi dan kemudian memberikan komentar mengenai hasil pengamatannya. b Kelompok Masyarakat (Community Group Interview). Wawancara difasilitasi oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada semua anggota masyarakat dalam suatu pertemuan terbuka. Pewawancara melakukan wawancara secara hati-hati berdasarkan pedoman wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya. c. Pengamatan Langsung (Direct Observation). Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat. Data yang dikumpulkan dapat berupa informasi mengenai kondisi geografis, sosial- ekonomi, sumber-sumber yang tersedia, kegiatan program yang sedang berlangsung, interaksi sosial, dll. d Kecil (Mini-Survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang). Pemilihan responden dapat menggunakan teknik acak (random sampling) ataupun sampel bertujuan (purposive sampling). Wawancara dilakukan pada lokasi-lokasi survey yang terbatas seperti sekitar klinik, sekolah, balai desa.

e. Wawancara Informan Kunci (Key Informant Interview). Wawancara ini terdiri serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu- individu tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur 3. Participatory Apraisal Merupakan proses pengumpulan data yang melibatkan kerjasama aktif antara pengumpul data dan responden. pertanyaan pertanyaan umumnya tidak dirancang secara baku , melainkan hanya garis garis besarnya saja. Topik - topik pertanyaan bahkan dapat muncul dan berkembang berdasarkan proses Tanya jawab dengan responden .Terdapat banyak teknik pengumpulan data partisipatoris. Empat di bawah ini cukup penting diketahui: a. Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Research and Action). Metode yang terkenal dengan istilah PRA (dulu disebut Participatory Rural Appraisal) ini merupakan alat pengumpulan data yang sangat berkembang dewasa ini. PRA terfokus pada proses pertukaran informasi dan pembelajaran antara pengumpul data dan responden. Metode ini biasanya menggunakan teknik- teknik visual (penggunaan tanaman, biji-bijian, tongkat) sebagai alat penunjuk pendataan sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta huruf) berpartisipasi. PRA memiliki banyak sekali teknik, antara lain Lintas Kawasan, Jenjang Pilihan dan Penilaian, Jenjang Matrik Langsung, Diagram Venn, Jenjang Perbandingan Pasangan (Suharto, 1997; 2002; Hikmat, 2001). b. Stakeholder Analysis. Analisis terhadap para peserta atau pengurus dan anggota suatu program, proyek pembangunan atau organisasi sosial tertentu mengenai isu-isu yang terjadi di lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan. Metode ini digunakan terutama untuk menentukan apa masalah dan kebutuhan suatau organisasi, kelompok, atau masyarakat setempat. c. Beneficiary Assessment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan konsultasi secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial. Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan-

perkumpulan yang ada di masyarakat kadang tidak bisa dibaca secara jelas. di samping itu koordinasi antar anggota lembaga juga dirasa masih sangat kurang , bahkan terkesan tidak ada kompetisi dalam memajukan masyarakat desa. 5. Tidak bisa merubah lembaga Mereka menyadari , jika hanya kajian saja yang dilakukan , maka tidak bisa merubah lembaga yang ada di lingkungan mereka. Masyarakat hanya mengetahui peran dan fungsi lembaga secara keseluruhan yang ada di tingkat desa. Namun kajian ini tidak sekaligus bisa atau mampu memperbaiki lembaga lembaga yang ada. Artinya tidak semua lembaga dapat diaktifkan namun pengembangan kelembagaan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal. 6. Modal Sosial Lemah Dalam lembaga lembaga yang ada di tingkat desa dianggap oleh masyarakat memiliki modal sosial yang lemah , sehingga rentan akan ketidak aktifan.

Was this document helpful?

Definisi Pemetaan Sosial

Course: Sosiologi Agribisnis (MAB105)

36 Documents
Students shared 36 documents in this course
Was this document helpful?
1. Definisi Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan
memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata hubungan antar
lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial dapat juga
diartikan sebagai social profiling atau pembuatan profil suatu
masyarakat”. Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan secara akademik
melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara
langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan
lain satuan sosial dalam kawasan komunitas yang diteliti. (Dody Prayogo,2003).
Menurut pendapat ahli lainnya, pengertian pemetaan sosial (social mappping) antara
lain:
1. Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses penggambaran
masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi
mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile dan masalah sosial yang ada
pada masyarakat tersebut. Merujuk pada Netting, Kettner dan McMurtry (1993),
pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau “pembuatan profile
suatu masyarakat”.
2. Didefinisikan menurut Welvetrees (1991:1) sebagai “the process of assisting
ordinary people to improve their own communities by undertaking collective
actions.” Sebagai sebuah pendekatan, pemetaan sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu
penelitian sosial dan geography. Salah satu bentuk atau hasil akhir pemetaan sosial
biasanya berupa suatu peta wilayah yang sudah diformat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu image mengenai pemusatan karakteristik masyarakat atau
masalah sosial, misalnya jumlah orang miskin, rumah kumuh, anak terlantar, yang
ditandai dengan warna tertentu sesuai dengan tingkatan pemusatannya.
Identifikasi tata hubungan ini dapat dikaitkan dengan keberadaan pranata sebagai
salah satu institusi di dalam kelembagaan sosial atau organisasi sosial dan atau sekitar
komunitas yang dimaksud. Identifikasi tata hubungan inilah yang disebut
dengan pemetaan atau mapping, yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap
lembaga lain di dalam komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana
sifat hubungan antara pranata dengan lembaga-lembaga tersebut.