Skip to document

Salinan RKKB Puebi

Puebi adalah pedoman ejaan bahasa indonesia. feel free to use
Course

Bahasa Indonesia

999+ Documents
Students shared 2112 documents in this course
Academic year: 2021/2022
Uploaded by:
0followers
1Uploads
0upvotes

Comments

Please sign in or register to post comments.

Preview text

SALINAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 0321/I/BS/

TENTANG

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pembakuan dan Kodifikasi Kaidah Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berwenang melakukan pembakuan dan kodifikasi kaidah bahasa Indonesia; b. bahwa pembakuan dan kodifikasi kaidah bahasa Indonesia yang berupa tata aksara dituangkan dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5554); 4. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 156); 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1673) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 124); 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pembakuan dan Kodifikasi Kaidah Bahasa Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 858);

SALINAN

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN

PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN,

KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

NOMOR 0321/I/BS/2021 TAHUN 2021

TENTANG

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

PUEBI

BAB I

PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Abjad Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut. Huruf Nama Pengucapan Kapital Nonkapital A a a a B b be bé C c ce cé D d de dé E e e é F f ef èf G g ge gé H h ha ha I i i i J j je jé K k ka ka L l el èl M m em èm N n en èn O o o o P p pe pé Q q ki ki

Huruf Kapital Nonkapital Nama Pengucapan R r er èr S s es ès T t te té U u u u V v ve vé W w we wé X x eks èks Y y ye yé Z z zet zèt

B. Huruf Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Huruf Vokal

Contoh Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

a a pi p a di lus a e* e nak p e tak sor e e mb e r p e nd e k - e mas k e na tip e i i tu s i mpan murn i o o leh k o ta radi o u u lang b u mi ib u Keterangan: *) Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.

  1. Diakritik (é) dilafalkan [e]. Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras). Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
  2. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ]. Misalnya: Kami menonton film seri (sèri). Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.

D. Huruf Diftong Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au , ei , dan oi. Huruf Diftong

Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir ai ai leron bal ai rung pand ai au au todidak t au fik harim au ei ei gendom g ei ser surv ei oi - b oi kot amb oi

E. Gabungan Huruf Konsonan Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny , dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan Huruf Konsonan

Contoh Pemakaian dalam Kata Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir kh kh usus a kh ir tari kh ng ng arai ba ng un sena ng ny ny ata ba ny ak - sy sy arat mu sy awarah ara sy

F. Huruf Kapital 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya: A pa maksudnya? D ia membaca buku. K ita harus bekerja keras. P ekerjaan itu akan selesai dalam satu jam. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Misalnya: A mir H amzah D ewi S artika H alim P erdanakusumah W age R udolf S upratman J enderal K ancil D ewa P edang A lessandro V olta

A ndré- M arie A mpère M ujair R udolf D iesel Catatan: a. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: ikan m ujair mesin d iesel 5 a mpere 10 v olt b. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin , binti , boru , dan van , atau huruf pertama kata tugas. Misalnya: Abdul Rahman b in Zaini Siti Fatimah b inti Salim Indani b oru Sitanggang Charles Adriaan v an Ophuijsen Ayam Jantan d ari Timur Mutiara d ari Selatan 3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, “ K apan kita pulang?” Orang itu menasihati anaknya, “ B erhati-hatilah, Nak!” “ M ereka berhasil meraih medali emas,” katanya. “ B esok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.” 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: I slam A l-Qur’an K risten A lkitab H indu W eda A llah T uhan A llah akan menunjukkan jalan kepada hamba- N ya. Ya, T uhan, bimbinglah hamba- M u ke jalan yang E ngkau beri rahmat.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa I ndonesia suku D ani bahasa B ali Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: peng i ndonesiaan kata asing ke i nggris- i nggrisan ke j awa- j awaan

  2. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Misalnya: tahun H ijriah bulan A gustus hari J umat hari L ebaran tarikh M asehi bulan M aulid hari G alungan hari N atal b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah. Misalnya: K onferensi A sia A frika P erang D unia II P roklamasi K emerdekaan Indonesia Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Soekarno dan Hatta mem proklamasi kan kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

  3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: J akarta A sia T enggara P ulau M iangas A merika S erikat B ukit B arisan J awa B arat D ataran T inggi D ieng D anau T oba J alan S ulawesi G unung S emeru N garai S ianok J azirah A rab S elat L ombok L embah B aliem S ungai M usi P ergunungan H imalaya T eluk B enggala T anjung H arapan T erusan S uez K ecamatan C icadas G ang K elinci K elurahan R awamangun Catatan: a. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: berlayar ke t eluk mandi di s ungai menyeberangi s elat berenang di d anau b. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: jeruk b ali ( Citrus maxima ) kacang b ogor ( Voandzeia subterranea ) nangka b elanda ( Anona muricata ) petai c ina ( Leucaena glauca ) Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya. Misalnya: Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula j awa, gula p asir, gula t ebu, gula a ren, dan gula a nggur. Kunci i nggris, kunci t olak, dan kunci r ing mempunyai fungsi yang berbeda. Contoh berikut bukan nama jenis. Dia mengoleksi batik C irebon, batik P ekalongan, batik S olo, batik Y ogyakarta, dan batik M adura.

Hj. hajah Mgr. monseigneur Pdt. pendeta Dg. daeng Dt. datuk R. raden ayu St. sutan Tb. tubagus D r. doktor P rof. profesor T n. tuan N y. nyonya S dr. saudara 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik , dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya: “Kapan B apak berangkat?” tanya Hasan. Dendi bertanya, “Itu apa, B u?” “Silakan duduk, D ik!” kata orang itu. Surat S audara telah kami terima dengan baik. “Hai, K utu B uku, sedang membaca apa?” “ B u, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.” Catatan: a. Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Misalnya: Kita harus menghormati b apak dan i bu kita. Semua k akak dan a dik saya sudah berkeluarga. b. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Sudahkah A nda tahu? Siapa nama A nda?

G. Huruf Miring 1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan. Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala. Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya: Huruf terakhir kata abad adalah d. Dia tidak di antar, tetapi meng antar. Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca. Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan! 3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak malapeh ao. Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana. Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’. Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia. Catatan: a. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring. b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu. c. Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

BAB II

PENULISAN KATA

A. Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Kantor pajak penuh sesak. Saya pergi ke sekolah. Buku itu sangat tebal.

B. Kata Berimbuhan 1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: ber jalan ber kelanjutan memper mudah g em etar lukis an ke mau an per baik an Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme , - man , - wan , atau - wi , ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: suku isme seni man kamera wan gereja wi 2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: adi busana infra struktur pro aktif aero dinamika in konvensional purna wirawan antar kota kontra indikasi sapta krida

anti biotik ko sponsor semi profesional awa hama manca negara sub bagian bi karbonat multi lateral swa daya bio kimia nara pidana tele wicara deka meter non kolaborasi trans migrasi de moralisasi pari purna tuna karya dwi warna pasca sarjana tri tunggal eka bahasa pra musaji tan suara ekstra kurikuler pra sejarah ultra modern Catatan: a. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-). Misalnya: non- Indonesia pan -Afrikanisme pro -Barat non -ASEAN anti -PKI b. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang M aha Pengasih. Kita berdoa kepada Tuhan Yang M aha Pengampun. c. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa , ditulis serangkai. Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

C. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-anak biri-biri

Misalnya: ber tepuk tangan meng anak sungai garis bawah i sebar luas kan 4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Misalnya: di lipatganda kan meng garisbawah i me nyebarluas kan peng hancurlebur an per tanggungjawab an 5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Misalnya: acapkali hulubalang radioaktif adakalanya kacamata saptamarga apalagi kasatmata saputangan bagaimana kilometer saripati barangkali manasuka sediakala beasiswa matahari segitiga belasungkawa olahraga sukacita bilamana padahal sukarela bumiputra peribahasa syahbandar darmabakti perilaku wiraswasta dukacita puspawarna

E. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: bu- ah m a - i n n i - a t s a - a t b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.

Misalnya: pan-d ai au -la s au -da-ra sur-v ei am-b oi c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya: b a-p ak l a-w an d e-n gan k e-n yang m u-ta-kh ir m u-sya -w a-r ah d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya: A p-r il ca p-l ok ma kh-l uk ma n-d i sa ng-g up so m-b ong swa s-t a e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: u l-t ra i n-f ra be n-t rok i n-s tru-men

Was this document helpful?

Salinan RKKB Puebi

Course: Bahasa Indonesia

999+ Documents
Students shared 2112 documents in this course
Was this document helpful?
SALINAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 0321/I/BS.00.00/2021
TENTANG
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (1) Peraturan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pembakuan dan Kodifikasi
Kaidah Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa berwenang melakukan pembakuan
dan kodifikasi kaidah bahasa Indonesia;
b. bahwa pembakuan dan kodifikasi kaidah bahasa
Indonesia yang berupa tata aksara dituangkan dalam
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia;